Sunat konvensional adalah metode sunat manual dilakukan untuk menghilangkan kulup penutup penis pada pria. Tindakan ini merupakan salah satu tindakan bedah minor yang dimana tindakan dilakukan dengan cara area penis disterilkan terlebih dahulu. Setelah itu akan dilakukan bius lokal, lalu dokter memotong kulit kulup penis menggunakan gunting ataupun pisau bedah selanjutnya, luka akan dijahit dengan menggunakan benang.
Beberapa alasan mengapa metode Sunat Konvensional atau metode konvensional masih menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat di Indonesia, berikut alasannya :
Resiko Infeksi Relatif Lebih Kecil
Sunat konvensional masa kini biasanya dilakukan oleh dokter profesional atau tenaga kesehatan berpengalaman dengan bermodalkan alat bedah, gunting, dan perban. Semua peralatan tersebut sudah dalam kondisi steril sehingga menekan risiko terjadinya infeksi.
Dapat digunakan untuk anak yang mengalami kasus fimosis
Fimosis adalah kondisi di mana kulup sulit ditarik sehingga kulit menutupi saluran kemih. Akibatnya, anak sering merasa kesakitan ketika buang air kecil. Fimosis sering dijumpai pada anak berusia di bawah 3 tahun.
Tindakan sunat tentu tergantung pada tingkat keparahan fimosis. Biasanya pasien yang mengalami radang kepala penis, infeksi saluran kemih secara berulang, maupun kulup menempel sangat ketat, akan disarankan menjalani sunat. Metode sunat konvensional adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam kasus penanganan fimosis.
Biaya Terjangkau
Jika Ayah Bunda membandingkan biaya sunat konvensional dangan klamp, Fine Sealer maupun metode modern lainnya, jelas bahwa metode konvensional jauh lebih terjangkau. Pasalnya, untuk melakukan bedah minor ini, dokter tidak membutuhkan peralatan khusus. Cukup memakai gunting, alat bedah, dan perban steril, yang pasti dimiliki oleh semua klinik maupun rumah sakit.